Rabu, 28 November 2012

Terkagum-kagum Pada Pesona Handry Satriago

1354148156151568647
Handry Satriago, orang Indonesia pertama yang dipercaya GE untuk jadi CEO di Indonesia yang mempesona setiap orang akan semangatnya yang tak pernah padam…
Pekan lalu, minggu ketiga November 2012, saya mendapat tugas dari kantor saya untuk mengikuti Human Capital National Conference 2012 di PPM Manajemen dengan tema Investing in Human Capital for Innovation and Competition. Salah satu pembicara dalam event tersebut adalah Handry Satriago, CEO General Electric Indonesia. Saya sangat menunggu waktu penampilan Handry Satriago sebagai pembicara. Saya melihat, beliau sebagai ikon anak muda yang punya keterbatasan dengan fisiknya tapi bisa menjadi seorang CEO perusahaan multinasional di Indonesia. Sudah banyak saya lihat penampilan beliau di berbagai media masa dan media sosial.

Ketika giliran Handry Satriago tampil, saya langsung terpesona dengan semangatnya yang luar biasa. Ia begitu lincahnya dengan kursi rodanya. Tak ada sedikitpun tampak dari dirinya, bahwa kondisi dirinya menjadi halangan dia untuk meraih sebuah kesuksesan dan membagi kesuksesan itu kepada siapa saja.
Handry Satriago sering diminta tampil dalam berbagai CEO Forum, Forum Motivasi bagi para anak muda, acara-acara televisi. Dan benar saya pun merasakan bahwa beliau dapat menyuntikkan motivasi yang luar biasa pada audiance-nya.

Handry Satriago merupakan orang Indonesia pertama (dengan pedidikan Indonesia) yang dipercaya mempimpin GE Indonesia yang telah beroperasi lebih dari 70 tahun di Indonesia. Namun demikian yang membuat saya kagum padanya dalah semangat keindonesiaannya yang luar biasa meski dia menangani perusahaan multinasional (asing).  Menurut beliau, “Bekerja di multinational company, seorang pemimpin juga harus bisa memberikan manfaat bagi negara dan bangsa. Untuk Indonesia-nya dapat apa, itu juga penting. What can we do selain doing business?” 

Bagi seorang Handry Satriago, sebagai seorang pemimpin multinational company, tidak cukup hanya bisa menjual produk ke Indonesia. “Tetapi, how to sell’Indonesia to the company.” Untuk itu, dia menuntut diri sendiri supaya dapat menyajikan fakta menarik tentang Indonesia agar bisa “dijual” ke headquarter. Sehingga, kantor pusat punya kepercayaan untuk berinvestasi maupun mendidik pasar Indonesia.

Meski Handry Satriago sukses menjadi CEO sebuah multinasional company, namun cita-citanya membuat saya semakin kagum kepadanya. Ke depan, Handry bercita-cita ingin menjadi guru. “Kalau untuk menjadi guru, saya harus melewati tahap sebagai CEO regional atau global, ya harus saya jalani,” ujarnya mengungkapkan cita-citanya.

Di akhir sessi saya sempat bersalaman dengan Handry Satriago, dan benar-benar terasa semangat dan motivasi yang tinggi dari seorang anak muda yang menjadi pimpinan tertinggi sebuah perusahaan multinasional di Indonesia dengan penampilan yang bersahaja. Andai banyak anak muda seperti ini, saya tak khawatir Indonesia benar akan menjadi negara maju di masa depan…

Penulis: Merza Gamal (Motivator Islami)

1 komentar:

Merza Gamal mengatakan...

Handry Satriago Indonesia is the first (with the Indonesian education) who believe GE Indonesia leads that have been operating for more than 70 years in Indonesia. However, that makes me proud of him is his spirit Indonesian incredible though he handles multinational companies (foreign). According to him, "Working in multinational company, a leader must also be able to benefit the country and the nation. For Indonesia it can be anything, it is also important. What can we do besides doing business? "

For a Handry Satriago, multinational company as a leader, not enough can only sell products to Indonesia. "But, how to sell Indonesia to the company." To that end, he demanded self in order to present interesting facts about Indonesia in order to be "sold" to the headquarters. Thus, the central office has the confidence to invest and educate the Indonesian market.

Although successful Handry Satriago be the CEO of a multinational company, but his ideals makes me even more amazed him. Looking ahead, Handry aspires to be a teacher. "If to be a teacher, I had to pass through the stage as a regional or global CEO, so should I go through," he said expressing his ideals.

At the end of the session I was shaking hands with Handry Satriago, and really feel the spirit and motivation of a young man who became the highest leader of a multinational company in Indonesia with an understated appearance. If many young people like this, I am really not worried Indonesia will be the developed countries in the future...