Empat kesultanan di antaranya pernah saya kunjungi dalam berbagai kesempatan saya ke berbagai kota di Kalimantan Barat. Kota-kota yang memiliki sisa-sisa kejayaan kesultanan Melayu di Kalimantan Barat yang sempat saya kunjungi adalah Pontianak, Sambas, Sintang, dan Ketapang.
Melihat Keraton Melayu di Kota Pontianak sekalian dengan melihat Tugu Khatulistiwa yang berada tidak berapa jauh dari lokasi. Di sebelah komplek Keraton Kadriah Pontianak ini terdapat Masjid Jamik Sultan Syarif Abdurrahman.
Untuk melihat keraton atau Istana Alwatzikhoebillah beserta Masjid Jamik di Kota Sambas, kita bisa naik mobil dengan waktu tempuh sekitar 4 sampai 5 jam dari Kota Pontianak dan melewati Kota Singkawang yang banyak terdapat klenteng atau vihara yang unik.
Lalu, untuk melihat Keraton Al Muharramah di Kota Sintang kita mesti menempuh perjalanan dengan berkendara selama 7 sampai 8 jam dari Pontianak. Kota Sintang dan Sambas ini berlawanan arah dari kota Pontianak.
Sedangkan untuk melihat Keraton Panembahan dari Kerajaan Matan di Kota Ketapang kita harus naik pesawat dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Di sekitar Keraton Panembahan ini, saya sudah tak menemukan situs Masjid Jamik milik Kesultanan Matan tersebut.
Warna kuning mendominasi bangunan keraton-keraton tersebut, sehingga nuansa Melayu seperti di Riau dapat saya rasakan. Di samping bangunan keraton sisa-sisa kejayaan Kesultanan Melayu di Kalimantan Barat, terdapat pula bangunan seperti Keraton peninggalan Kesultanan Matan Tanjung Pura yang dibangun oleh keluarga tokoh masyarakat di Ketapang. Bangunan tersebut berdiri megah di tepian Sungai Pawan.
Kenangan tak kan terlupa di Komplek Keraton Panembahan Ketapang
Di tepian Sungai Pawan Ketapang dibangun pula sebuah replika Keraton oleh seorang tokoh masyarakat Ketapang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar